NBRS Corp - Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Fakta ini menjadikan manusia akan senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam berkomunikasi penting bagi kita untuk memahami etika komunikasi. Harold D. Lasswell menyebutkan konsep dasar komunikasi dalam kalimat Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?.
Berdasar pada pandangan di atas, elemen komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sebagai seorang muslim, perlu bagi kita untuk memahami tips komunikasi sesuai sunnah yang diajarkan oleh Rosulullah. Tetapi sebelum melanjutkan, ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan harus dilakukan secara murni dan tulus.
Sementara, sebagai seorang muslim juga perlu memahami komunikasi yang tidak perlu dengan non-mahram atau lawan jenis dalam konteks ini seperlunya atau dihindari sebisa mungkin.
Nabi allallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bahwa:
"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah” [Jami` at-Tirmidzi]
Sebelum Anda mulai berbicara, tersenyumlah! Ini adalah cara instan untuk memulai percakapan apa pun secara positif dan untuk menghilangkan perasaan sakit masa lalu yang mungkin ada. Dalam hal ini, senyum dapat memberikan perasaan sukacita bagi pemberi dan penerima.
Waspadalah terhadap nada dan volume suara Anda. Nada Anda menentukan apakah Anda akan membuat hubungan Anda lebih indah atau justru malah menghancurkannya. Hal ini sebagaimana perintah Allah dalam QS. Al Luqman : 19
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”" [Quran: Surat 31, Ayat 19]
Memulai percakapan dengan 'assalaamu alaikum' sangat dianjurkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wassalam.
Iringi salam Anda dengan berjabat tangan (jika Anda menyapa mahram Anda).
“Tidak ada dua orang muslim yang bertemu dan berjabat tangan, melainkan mereka akan diampuni sebelum mereka berpisah.” [Sunan Ibnu Majah]
Tanyakan kepada mereka bagaimana keadaan mereka dan tanyakan tentang kesehatan dan kesejahteraan mereka serta keluarga dan teman-teman mereka. Mereka akan merasa dicintai dan diperhatikan.
Pertimbangkan karakteristik dan perbedaan orang yang berbeda saat berkomunikasi. Ingatlah usia, status, kondisi mental, dan faktor lainnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggunakan setiap kesempatan untuk amar ma'ruf nahi munkar. Jika ada kebutuhan bagi Anda untuk mengatakan sesuatu yang bersifat korektif, lakukanlah dengan lembut.
Orang berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain sering menyebabkan jatuh ke dalam berbagai dosa yang berhubungan dengan lidah seperti berbicara tentang Allah subānahu wa ta'āla (Maha Suci Dia) tanpa ilmu, memfitnah, berbohong, menghina dan mengutuk.
Kebiasaan-kebiasaan ini adalah dosa-dosa berat yang menggerogoti pahala kita dan berkah dalam hidup kita.
Hindari bahasa yang rumit dan istilah-istilah yang rumit. Sebaliknya, cobalah untuk tetap berpegang pada kata-kata dan frasa singkat yang fasih dan mudah dipahami.
Menjadi baik itu mudah ketika Anda berurusan dengan orang baik. Terlepas dari upaya terbaik Anda, Anda pasti akan bertemu dengan orang-orang yang tidak terlalu baik. Cobalah untuk tidak jatuh ke dalam perselisihan dan argumentasi.
“Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar. Bukan hanya itu, orang-orang mukmin juga diperintahkan agar senantiasa menghiasi diri dengan menaati Allah dan Rasul-Nya.” [Qur'an: Surat 8, Ayat 46]
Sebelum berangkat, tersenyumlah, berjabat tangan dan sapa orang-orang dengan salam hangat.
Jika Anda berkomunikasi secara tertulis, selain poin-poin di atas yang relevan, sebaiknya Anda memulai komunikasi tertulis dengan 'Bismillaahirrahmanirrahim”. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam ketika ia mengirim surat kepada raja dan kepala masyarakat.
Baca juga artikel