NBRS Corp

Prospek Bisnis Fashion Muslim di Era E Commerce Hingga Tahun 2025

1 Oktober 2022   |   Anisa Wakidah
Data Statistika menyebutkan pada tahun 2022 jumlah pelanggan yang melakukan transaksi di e-commerce untuk kategori fashion mencapai 88.1 juta pengguna aktif. Dikabarkan angka ini akan meningkat 117 juta pengguna di tahun 2025.

NBRS Corp – Perkembangan pesat fashion muslim terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan substansial ini dapat dicermati dari bergesernya pasar fashion muslim yang pada mulanya dikategorikan sebagai niche market namun kini menjadi pasar utama.

 

Menilik potensi tersebut, berbagai brand global tidak kalah dalam merilis ragam desain kekinian dengan kekhasan masing-masing merk.

 

Situs Oxford Business Group mengklaim bahwa kini modest fashion akan tumbuh secara substansial. Pertanyaan besarnya adalah apakah fashion muslim juga akan mengalami perubahan yang serupa.

 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, industri ini pada mulanya hanya disegmentasikan untuk niche tertentu. Pertumbuhan di era digital menjadikan keadaan luar biasa dalam perluasan pasar yang tak terbendung dengan munculnya berbagai platform e-commerce.

 

Prospek Bisnis Fashion Muslim di Indonesia

Popularitas hijab dan fashion muslim di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan peningkatan angka muslimah di Indonesia yang memakai hijab. Seperti yang diketahui bersama, Indonesia merupakan pasar fashion muslim terbesar di dunia.

 

Meningkatnya permintaan busana muslim mendorong pertumbuhan industri busana muslim di dalam negeri. Dalam waktu yang relatif singkat, busana muslim telah menjadi segmen penting industri tekstil nasional (GBG Indonesia).

 

Melansir dari situs Global Business Guide Indonesia, market hijab di Indonesia dibagi menjadi tiga segmen, diantaranya:

 

  • Hijab model simpel dan praktis digunakan setidaknya 60 – 70% muslimah di Indonesia. Hijab jenis ini dijual dalam beragam pilihan model dan warna dengan harga yang terjangkau.

 

  • Segmen kedua jilbab syar’i yang digunakan sekitar 10% muslimah di Indonesia. Tipe jilbab ini lebih panjang dan lebar dengan biasanya dinominasi warna basic seperti hitam, coklat, dan putih. Dari sisi desain hijab pada segmen kedua ini tidak menampilkan ragam model.

 

  • Terakhir, hijab fashionable yang digunakan masyarakat urban dan kelas menengah. Hijab jenis ini hadir dalam bergam pilihan warna dan model yang dijual dengan harga premium.

 

Berdasar data di atas, hijab market di Indonesia masih didominasi dengan model simpel dan praktis yang dijual dengan harga di bawah Rp50.000,- dan untuk gamis di bawah Rp200.000,-. Kendati margin keutungannya rendah, permintaan dan volume penjualan kelas ini cukup tinggi dan segmen ini terbilang cukup menguntungkan.

 

Sebaliknya, hijab fashionable untuk masyarakat urban yang dijual di atas harga Rp200.000 bahkan hingga jutaan rupiah relatif diproduksi secara terbatas namun menawarkan margin keuntungan yang tinggi.

 

GBG Indonesia menyebut bahwa kedua pasar tersebut membuktikan bahwa peluang pasar produk hijab di Indonesia masih terbuka lebar, baik untuk segmen low-end maupun high-end.

 

Toko fashion muslim di Indonesia dapat ditemui secara mudah mulai dari di lingkungan pedesaan hingga kota metropolitan. Beberapa toko dengan pasar high-end seperti Shafira, Boutique Haitwo, Season in Cities, Button Scarf, Hijup, dan lainnya.

 

Selain toko high-end, beberapa brand dengan pasar low-end kini telah memiliki toko retail yang tersebar di seluruh Indonesia. Toko retail ini menjadi salah satu jawaban dalam pemenuhan kebutuhan pasar. Diantara brand di segmen low-end, yakni Nibras, Alnita, YINS, Rabbani, Etchica, Mutif, dan lainnya.

 

Data Kementerian Industri Indonesia menyebutkan lebih dari 80% produk fashion muslim terjual di pasar domestik, sementara 20% lainnya terjual di pasar Internasional.

 

Fenomena E-Commerce Pembangkit Semangat UMKM

 

Indonesia adalah pasar terbesar kesembilan untuk e-Commerce dengan pendapatan US$43,4 miliar pada tahun 2021. Angka ini menempatkannya di depan Kanada dan di belakang India.

 

Dengan peningkatan sebesar 32%, pasar e-Commerce di Indonesia berkontribusi pada tingkat pertumbuhan dunia sebesar 15% pada tahun 2021. Sama seperti di Indonesia, penjualan e-Commerce global diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.

 

Fenomena e-commerce yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Baik masyarakat di perkotaan hingga pedesaan telah mengenal beragam platform e-commerce.

 

Kabar baiknya, persaingan bisnis semakin kompetitif. Ribuan pelaku bisnis perlu membiasakan diri untuk berkembang dan tidak berdiam diri melihat perkembangan teknologi serta perilaku masyarakat.

 

Mengutip dari data Statistika, industri fashion akan terus mengalami peningkatan yang signifikan hingga 5 tahun mendatang.

 

Data Statistika menyebutkan pada tahun 2022 jumlah pelanggan yang melakukan transaksi di e-commerce untuk kategori fashion mencapai 88.1 juta pengguna aktif. Dikabarkan angka ini akan meningkat 117 juta pengguna di tahun 2025.

 

Jumlah pelanggan (atau akun) yang membayar aktif di segmen fashion ini menempati peringkat ke-2 setelah segmen elektronik. Artinya, prospek bisnis fashion akan terus memiliki posisi yang cemerlang dalam pilihan bisnis di masa mendatang.

 

Dengan tingkat pertumbuhan tahunan pasar e-Commerce sebesar 10% antara tahun 2021 dan 2025, Indonesia bahkan diperkirakan akan mengungguli rata-rata global sebesar 6%.

 

Keberadaan e-commerce juga menjadi suatu kabar baik bagi para pelaku usaha, baik level UMKM hingga level korporat. Jumlah pengguna aktif yang terus meningkat dari waktu ke waktu menjadi satu harapan baru dalam mengembangkan bisnis.

 

Baca juga artikel Bisnis dan artikel NBRS Corp  atau tulisan Anisa Wakidah lainnya.

 

 

 

 

Penulis : Anisa Wakidah

 

Komentar (0)
Untuk berkomentar, harap Masuk atau Registrasi terlebih dahulu